Sabtu, 24 September 2011

OBSERVASI KELAS AKSELERASI DI SMPN 5 BANDUNG


OBSERVASI AKSELERASI SMPN 5 BANDUNG 



untitled




Disusun Oleh :

JUANNITA N.R
MEGA AYU PUTRI
SUCI PUJI LAKSANI 0900917
YENI RACHMAWATI




JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
Sejak diperkenalkan beberapa tahun yang lalu, program kelas akselerasi mendapatkan sambutan yang luar biasa hebat dari masyarakat. Tak urung para orang tua berusaha keras agar anak mereka bis masuk ke kelas tersebut (tentunya hal ini berlaku bagi orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang mengadakan program kelas akselerasi). Saat ditanya apa alasan orang tua memasukkan anaknya ke kelas akselersi.. bermacam2 jawaban pun muncul…ada yang merasa kalo anaknya itu spesial jadi pantas masuk kelas itu, ada yang bilang kalo anaknya sendiri yang pengen(ortu cuman memfasilitasi dan mendukung), nah jawaban paling ekstrem yang pernah aku dengaer neh adalah karena prestise, sebuah kebanggaan, tidak lebih!lalu aku bertanya lebih lanjut, apakah anak anda mau dan mampu masuk ke kelas itu, ortu bilang yap dia mampu,dia akan melakukan apapun membanggakan orang tuanya.Dari berbagai jawaban di atas tentunya kita mampu mengambil berbagai kesimpulan mengenai siapa penghuni kelas akselerasi itu sendiri.Lalu apakah kelas akselerasi sendiri merupakan sebuah program yang dapat memberikan angin segar atau malah memberikan angin bencana bagi anak2 itu sendiri?
Siswa berbakat selalu dikaitkan dengan model Three Rings dari Renzulli yang menyatakan bahwa keberbakatan merupakan hasil perpaduan dari kemampuan di atas rata-rata kreativitas, dan komitmen pada tugas.






1.2  Rumusan Masalah
1. Apa  pengertian kelas akselerasi ?
2. Bagaimana proses pembelajaran akselerasi ?
3. Tempat/ lokasi observasi
4. Bagaimana tahap penyeleksian anak akselerasi?
5. Bagaimana program pembelajaran yang ada di SMPn 5?
  
1.3 Tujuan Observasi
1.     Untuk mengetahui apa itu program akslerasi
2.     Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran di program akselerasi
3.     Untuk mengetahui bagaimana program akselerasi yang ada di SMPN 5 Bandung


















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Akselerasi
Pelayanan pendidikan bagi anak berkemampuan dan berkecerdasan luar biasa  dalam bentuk Program Khusus (kelas khusus) dalam waktu yang lebih   cepat  dibandingkan sekolah Reguler.Sekolah dipandang perlu memberikan layanan  kepada siswa yang memiliki tingkat  kemampuan, kecerdasan, bakat yang luar biasa dalam bentuk  perlakuan pendidikan peng-ajaran diatas standar (rata-rata).Perlunya perhatian khusus kepada siswa yang memiliki  kemampuan, kecerdasan dan bakat yang luar biasa. Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematik dan terarah kepada anak didik sehingga lebih meperhatikan perbedaan antar  anak didik dalam bakat dan minatnya.
Dasar hukum penyelenggaraannya yaitu:
1.  Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 Ayat 2
2.  Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 24 Ayat 1, Pasal 24 Ayat 2, Pasal 24 Ayat 6
3.  GBHN 1993 dan GBHN 1998
4.  Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16.
5.  Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16.

Colangelo (1991) menyebutkan bahwa istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan
(service delivery), dan kurikulum yang disampaikan.
Tetapi pengertian yang sering digunakan yaitu: Sebagai model pelayanan, siswa meloncat kelas dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas
di atasnya Sebagai model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu. Dalam hal ini, akselerasi dapat dilakukan dalam kelas reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk kelas reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk akselerasi yang diambil bisa telescoping dan siswa dapat menyelesaikan dua tahun atau lebih kegiatan belajarnya menjadi satu tahun atau dengan cara self-paced studies, yaitu siswa mengatur kecepatan belajarnya sendiri. Calanglo mengingatkan bahwa: akselerasi sebagai model pelayanan, gagal dalam memenuhi kurikulum deferensiasi bagi anak berbakat. Sebagai model kurikulum, akselerasi akan membuat anak berbakat menguasai banyak isi pelajaran dalam waktu yang sedikit. Anak-anak ini dapat menguasai bahan ajar secara cepat dan merasa bahagia atas prestasi yang dicapainya, di samping segi ekonomis. Secara umum, bentuk akselerasi telescoping menimbulkan masalah pada pihak sekolah sebagai penyelenggara dan guru, terutama dari sisi keterampilan dan manajemen waktu.
Hasil yang ingin diharapkan dari program akselerasi adalah :
1. Kelulusan/program memiliki rata-rata  NUAN  : 7,00 atau lebih
2. Memiliki Keberhasilan yang tinggi: diterima di perguruan Tinggi Ternama dalam dan luar negeri.
3. Mampu menghasilkan siswa yang memiliki: 
  • Keimanan dan ketaqwaan
  • Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi dengan kepribadian  Pancasila
  • Wawasan IPTEK yang luas
  • Motivasi dan Komitmen yang tinggi untuk prestasi
  • Kepedulian sosial dan Kepemimpinan
  • Disiplin pribadi yang tinggi
  • Tanggung jawab yang tinggi
  • Kondisi fisik yang prima
  • Gemar membaca dan meneliti
  • Berbahasa Inggris yang baik dan lancar
2.2 PEMBELAJARAN AKSELERASI/ACSELERATED LEARNING
1. Masalah dalam Proses Belajar akselerasi di Sekolah
Masalah – masalah yang kerap terjadi di sekolah adalah :
  • Materi ajar yang tidak bermakna.
  • Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.
  • Guru hanya menyuapi (spoon feeding) siswa dengan pengetahuan yang bersifat superficial.
  • Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan  tapi menakutkan.
Proses belajar yang berlangsung di sekolah cenderung tidak memberikan pengetahuan tentang manfaat pengtahuan yang dipelajari. Bahan yang harus dipelajari hanya bersifat hafalan-hafalan tanpa makna. Siswa tidak diajak untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk membangun pengetahuan yang mempunyai makna sesuai kebutuhan dan kemampuan. Materi pelajaran yang dipelajari seringkali tidak dikaitkan dengan dunia dan lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang.Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru seringkali tidak variatif dan hanya merupakan ceramah yang panjang dan membosankan. Penggunaan metode ceramah memang tidak selamanya buruk, tetapi ceramah bukan satu-satunya cara yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung optimum. Guru perlu  memiliki kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang variatif yang lebih banyak melibatkan siswa.
Guru seringkali menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan yang menyuapi siswa yang hanya bersikap pasif. Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat seperti saat ini, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber yang bertugas mentrasfer ilmu pengetahuan, Guru lebih dituntut untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Untuk tentu saja guru perlu memiliki kemampuam yamg baik dalam mengelola aktiovitas pembelajaran.
Aktivitas Pemebelajaran yang terjadi di sekolah cenderung memberi beban belajar yang berlebihan sehingga membuat anak tidak memliki waktu lagi untuk bermain, Guru tidak mampu mebuat proses belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan yang dapat meningkatkan kegairahan siswa untuk menggali dan membangun ilmu pengetahuan dalam dirinya.Beban belajar yang berlebihan cenderung membuat trauma sehingga penyelesaian pekerjaan rumah (homework) seringkali hanya ditujukan untuk “survival” semata. Belajar tidak lagi terjadi karena dorongan instrinsik, tapi lebih banyak dipengaruhi oleh factor punishment. Keempat masalah belajar yang terjadi pada dasarnya saling terkait satu sama lain, Masalah ini berakibat langsung terhadap rendahnya kualitas hasil bejar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti aktivitas pembelajaran di sekolah.
Dave Meier (2000) mengemukakan masalah–masalah yang berlangsung di sekolah dengan istilah – istilah sebagai berikut :
  • Boring lectures – ceramah yang membosankan
  • Pour and snore – menyuapi dan siswa tertidur
  • Closed system – sistem tertutup
  • Competition between learners – kompetisi diantara siswa
  • Joylessness – tidak menyenangkan
  • University – seragam
  • Dogmatic – dogmatik
  • Passive learners – siswa pasif
  • Reptilian brain approach – menakut-nakuti atau mengancam
2.  Prinsip-Prinsip yang Mendasari Accelerated Learning
Accelerated Learning merupakan sebuah pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran di sekolah. Implementasi Accelerated Learning didasari oleh beberapa prinsip penting yaitu :
  • Keterlibatan total individu akan meningkatkan hasil belajar
  • Belajar bukan merupakan proses yang bersifat pasif dalam menyimpan pengetahuan tapi proses aktif menciptakan pengetahuam
  • Kolaborasi diantara siswa akan meningkatkan hasil belajar.
  • Belajar yang berpusat pada aktivitas jauh lebih baik dari pada belajar yang hanya menekankan pada aktivitas presentasi semata.
  • Peristiwa belajar yang menekanjkan pada belajar aktivitas jauh lebih efektif dari pada belajar yang menekankan pada aktivitas presentasi
Berdasarkan prinsip-prinsip  tersebut menurut Meier implemetasi Accelerated Learning memiliki beberapa karakteristik utama yaitu :
  • Flexible – luwes
  • Joyful – menyenangkan
  • Multi-pathed – multi jalur
  • Ends-centered – berpusat pada tujuan
  • Collaborative – kolaboratif
  • Humanistic – manusiawi
  • Multi-sensory – multi sensor
  • Nurturing – menumbuhkan
  • Activity-centered – berpusat pada aktivitas
  • Mental/emotional – menggunakan mental emosional
  • Result based – berdasar pada  hasil
Kita dapat membandingkan karakterisitik Accelerated Learning dengan karakteristik pembelajaran tradisional agar dapat memahami praktek Accelerated Learning dengan baik. Karakteristik pembelajaran tradisional yaitu :
  • Rigid – kaku
  • Serious -serius
  • Single pathed – jalur tunggal.
  • Means centered – berorientasi pada alat
  • Competitive – kompetitif
  • Behavioral – bersifat behavioristik
  • Verbal – hanya ceramah
  • Controlling – belajar sangat terkendali
  • Material centered – berpusat pada materi
  • Mental (cognitive) – menekankan pada mental / kognitif semata
  • Time based – berbasis waktu
Implentasi Accelerated Learning dalam aktivitas belajar dan pelatihan memerlukan adanya perubahan yang bersifat sistemik dan holistik. bahwa perubahan secara mendasar perlu dilakukan karena kondisi pendidikan saat ini sudah sangat bersifat mekanistik yang disebabkan oleh  terlalu lamanya pendekatan behavioristik digunakan. Menurut Penulis pendekatan behavioristik telah meracuni proses pendidikan selama ini karena hanya merupakan pabrik yang menghasilkan robot-robot yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal tersebut dikemukakan oleh Meier sebagai berikut :
“ Our school are, in a sense, factories in which the raw products (children) are to be shaped and fashioned to meet the various demands of life…Behaviorism – the belief that all learning consists of a stimulus / response, carrot –and –stick training and that only observed behavior is worthy of study – has had a disastrous influence on 20 th century perceptions,”
3.  Tahap – Tahap Belajar
Maier berpendapat bahwa dalam melakukan aktivitas belajar, individu pada dasarnya melalui empat tahap penting yaitu :
  • Persiapan (preparation)
  • Presentasi (presentation)
  • Latihan  (practice)
  • Performa (performance)
Proses belajar dimulai dari adanya minat untuk mempelajari sesuatu. Untuk melakukan aktivitas belajar, individu melakukan persiapan yang relevan dengan usaha yang diperlukan untuk melakukan aktivitas belajar. Adanya minat untuk mempelajari suatu pengetahuan atau keterampilan diikuti dengan tahap berikutnya yaitu presentasi. Dalam tahap ini individu mulai berkenalan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diminati untuk dipelajari.Tahap selanjutnya adalah tahap latihan atau practice. Pada tahap ini individu mulai mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dipelejari dengan pengetahuan dan keterapilan yang telah dikuasai sebelumnya. Tahap akhir dari proses belajar adalah  tahap saat individu memperlihatkan performa melalui aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi yang nyata.
4.  Riset Tentang Otak dan Akselerasi Belajar
Riset tentang otak mempunyai peran penting dalam konsep akselarasi belajar. Untuk dapat mengimplementasikan Accelerated Learning dengan baik, pengetahuan tentang otak dan belajar dangat perlu diperhatikan. Riset tentang peran otak dalam aktivitas belajar manusia belakangan berkembang sangat pesat melebihi yang telah dilakukan sebelumnya. Sama dengan organ tubuh manusia yang lainnya, otak memperlihatkan kinerja yang luar biasa mengagumkan. Otak telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Otak, menurut Meier, tidak pernah berhenti sedektikpun untuk mengungkap tabir pengetahuan dan kehidupan.
Hasil riset mutakhir tentang otak memperlihatkan dan belajar menunjukkan bahwa otak terdiri dari dua belahan (hemisphere) yaitu belahan otal bagian kiri (left hemisphere) dan belahan otak bagian kanan (right brain hemisphere). Belahan otak bagian kiri terkait dengan hal-hal yamg bersifat logis dan sistematis. Sedangkan belahan otak bagian kanan lebih banyak berhubungan dengan aktivitas yang bersifat kreatif. Selama ini aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lebih banyak menekankan pada penggunaan belahan otak kiri yang membuat individu berfikir logis dan sistematis berdasarkan aturan-aturan yang telah baku. Belahan otak kanan yang merupakan otak kreatif tidak dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan sesuatu yang bersifat innovatif. Riset lain tentang peran otak dalam aktivitas belajar menhasilkan sebuah teori baru yaitu “triune theory”. Menurut teori ini Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
  • The neocortex
The Neocortex merupakan bagian yang berisi 80 – 85 % massa otak manusia. Bagian ini merupakan esensi dari fungsi aktivitas mental tinggi (analisis, kreativitas). Bagian ini yang membuat manusia unik dibandingkan mahluk lain dimula bumi.
  • The lymbic system
The lymbic system adalah pusat emosi manusia. Bagian otak ini disebut  sebagai bagian sosioemosional. The lymbic system juga memiliki bagian esensial yang berperan dalam  memori jangka panjang (long term memory) manusia.
  • The brain stem
The brain stem dikenal juga dengan sebutan otak reptil atau the reptilian brain berperan dalam mengendalikan fungsi tubuh yang bersifat otomatis seperti detak jantung, pernafasan dan pencernaan. Bagai berkaitan juga dengan sifat instinktif manusia. Otak ini akan bekerja jka manusia mendapat ancaman. Bagian otak ini akan melindungi manusia agar tetap hidup (survive).
Manusia  harus dapat menyeimbangkan peran semua bagian otak. Dalam belajar bagian neocortex harus selalu dominan karena merupakan bagian otak yang terkait dengan  fungsi berfikir tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan kreativitas.
Triune theory mengemukakan bahwa  “A Sense of Joy” yaitu belajar harus dalam kondisi yang menyenangkan.
Menurut triune theory proses belajar akan menjadi lebih cepat dan mendalam apabila seluruh otak terlibat didalamnya. Manakala perasaan seseorang sedang dalam kondisi positif, maka dia akan berada dalam keadaan relaks. Dia akan menggunakan neocortex – otak untuk belajar. Sebaliknya, manakala seseorang berada dalam situasi negatif, individu akan menggunakan otak reptil – untuk “survive” maka proses belajar akan melambat dan bahkan berhenti.
5.  Manfaat Implementasi Accelerated Learning
implementasi Accelerated Learning memberikan keuntungan (benefits) dalam hal:
  • Ignite your creative imagination – menciptakan imajinasi kreatif siswa
  • Get learner totally involved – membuat siswa terlibat total
  • Create healthier learning environments – menciptakan lingkungan belajar yang sehat
  • Speed and enhance learning – mempercepat dan memperkaya belajar
  • Improve retention and job performance – meningkatkan daya ingat dan performa
  • Speed the design process – memepercepat proses rancangan belajar
  • Build effective learning communities – membangun masyarakat belajar yang efektif
  • Greatly improve technology-driven learning – meningkatkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran
Adapun persiapan dalam implementasi Accelerated Learning adalah sebagai               berikut :
  • Get learners out of a passive or resistant mental state – Menyiapkan mental siswa menjadi aktif.
  • Remove learning barriers – Menghapus hambatan-hambatan dalam belajar.
  • Arouse learners’ interest and curiosity – Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa
  • Give learner positive learning about, and a meaningful relationship with, the subject matter – Membuat siswa berfikir prositif tentang materi pelajaran
  • Create active learners who inspired to think, learn, create, and grow – Ciptakan siswa yang akti yang dapat berfikir dan mencipta
  • Get people out of isolation and into a learning community – Buat siswa keluar dari isolasi dan ajaklah mereka melihat masyarakat disekitar














BAB III
LAPORAN OBSERVASI

3.1 PROFIL SEKOLAH
A. LOKASI/ALAMAT
SMP 5 bandung terletak di daerah Jln. Sumatra No.40, telp. 022-4207121 Bandung 40113
B. SEJARAH SINGKAT
            Sekitar tahun 1920-an bangunan sekolah ini didirikan, dulu tidak dikenal dengan nama SMP Negeri 5 tetpai dengan nama MULO yaitu sekolah rendah yang diperluas setingkat SMP jaman sekarang. Kepala sekolah yang pertama adalah Bapak Fernandus ia adalah seorang berkebangsaan Belanda. Baik guru-guru dan murid-muridnya mayoritas adalah bangsa Belanda,dan bangsa lain seprti Cina,India dan Arab,disamping itu ada pula muridnya dari bangsa Indonesia,tentunya mereka yang bisa mengenyam pendidikan di sekolah tersebut memiliki status sosial yang lebih tinggi dikalangan masarakat pada waktu itu. Nama sekolah ini sangat terkenal dari dulu sampai sekarang,banyak sekali alumnus yang tercata yang pernah berada disekolah ini dan mempunyai gelar dan jabatan yang sangat luar biasa saat ini,seperti BJ habibie,Iwan Fals,dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tahun demi tahun sekolah ini berubah dari yang asalnya bernama MULO tetapi dijaman Jepang sekolah ini berubah nama menjadi KOMPETAI. Kepala sekolah yang tak urung berganti hingga sekarang. Dan akhirnya pada jaman sekarang di kenal dengan SMP Negeri 5 Bandung.
C. STUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
1. Kepala SMP Negeri 5 Bandung ------------à Komite Sekolah
2. Wk.Kepala Sekolah,Wk.Kepsek Ur.Kurikulum,WK.Kepsek Ur.Humas,Wk.Kepsek Ur Kesiswaan.
3. Wali Kelas/Guru-guru -------------à BK (Bimbingan Konseling)
4. Siswa – siswi.

3.2  PROSEDUR PENYELEKSIAN
A. PENGAMATAN
  • Siswa yang sudah terjaring/kelompok calon siswa akselarasi diamati oleh team secara terus-menerus selama 2 bulan semester 1 kelas I dalam hal: kemampuan bersifat kritis mengemukakan pendapat  baik lisan maupun tertulis, beradaptasi bersosialisasi dan bertanggung jawab.  
 B.  SELEKSI
     1. Psikotes
  • Psikotes bekerjasama dengan biro Psikologi yang berwenang untuk mengetahui kemampuan intelegensi, kematangan emosi, motivasi berprestasi, kreativitas dan komitmen tes


   2.  Tes Potensi Akademik (TPA)
           Mata pelajaran :  PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA.
 C.  WAWANCARA
  • Bertujuan untuk mendapatkan bebagai informasi tentang calon, antara lain berupa Scor tes, latar belakang kehidupan, cita-cita masa depan, minat sisw, motvasi.  
D.  REKOMENDASI GURU
  • Rekomendasi Guru berisi penilaian guru terhadap calon yang bersangkutan dengan jelas bahwa calon siswa tersebut baik dan diperkirakan mampu untuk menyelesaikan program Khusus.
E.  PENGAMBILAN KEPUTUSAN   
  • Memanggil anak dan Orang Tua yang bersangkutan untuk mendapatkan penjelasan tentang program Akselarasi
  • Siswa dan Orang Tua yang telah menyetujui dengan surat kesediaannya dinyatakan sebagai  siswa program  Percepatan Belajar
  • Siswa tersebut dikelompokkan pada kelas khusus
  •  
3.3 PROSES BEMBELAJARAN KELAS AKSELERASI
 1.  KURIKULUM
Menggunakan KBK/KTSP yang dipadatkan dari 6 semester selama 3 tahun menjadi 6 semester dalam jangka waktu 2 tahun.
 2. PELAKSANAAN UJIAN DAN PEMBAGIAN RAPOR
Ujian blok satu semester dilaksanakan 3 kali, dan pembagian rapor dilaksanakan pada akhir bulan keempat tiap semester.
 3.  KENAIKAN KELAS
Bagi siswa program percepatan kenaikan kelas lebih awal dari program reguler. Kenaikan kelas bagi siswa percepatan dilaksanakan tiap delapan bulan sekali.
 4. UJIAN AKHIR NASIONAL
Bagi program percepatan, Ujian Akhir Nasional bersama-sama dengan program regular.

3.4 DAMPAK PROGRAM AKSELERASI TERHADAP ASPEK KOGNITIF SISWA
     Dampak Program Akselerasi Terhadap Aspek Perkembangan Kognitif Siswa Anak berbakat emiliki karakteristik sebagai anak yang cepat memahami, cepat mengingat, memiliki pengetahuan yang luas, dan fleksibilitas dalam berpikir, yang kesemuanya merupakan prasyarat untuk tampilnya suatu perilaku pemecahan masalah yang sempurna. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk usia anak saat mulai masuk program akselerasi
1.  Tidak ada tekanan untuk ikut akselerasi
2.  Siswa berada pada posisi 2 % teratas tingkat inteligensinya
3.  Guru di kelas merasa senang dengan program akselerasi
4.  Orang tua siswa juga memiliki perasaan yang positif
5.  Siswa benar-benar tergolong unggul dalam suatu bidang
6.  Siswa memiliki kehidupan emosi yang stabil
7.  Siswa mengerti akan tugas, tanggung jawab, dan konsekuensi dari program ini
8.  Siswa menginginkan atau menyetujui untuk dimasukkan dalam program akselerasi ini.

3.5  DAMPAK AKSELERSI APADA ANAK BERBAKAT AAKADEMIK

Anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa, merupakan suatu keinginan yang realistik karena kebutuhan pelayanan pendidikan anak yang berbakat yaitu dibentuk layanan istimewa yang berbeda dari sekolah yang umum, diberikan pengayaan akselerasi dalam bentuk menempatkan anak pada kelas yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat keberhasilan anak. Memberikan pelayanan kepada anak berbakat yang secara sosial terisolasi dan bosan bersekolah bukanlah hal yang mudah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan akselerasi bagi anak berbakat akademik adalah memenuhi kebutuhan akan tugas-tugas yang penuh tantangan dalam bidang keberbakatan dan adanya persahabatan diantara teman sejawat yang memiliki kemampuan yang sama. Kita bukan hanya memerlukan anak bangsa yang panai, melainkan juga anak bangsa yang seimbang dalam kehidupan emosi dan sosial.

3.6 PEMBELAJARAN TERPROGRAM SARANA DAN PRASARANA

 Pembelajaran Terprogram dan Prasarana/SaranaMenyusun program pembelajaran untuk murid sekolah dasar dapat lebih permanen karena GBPP SD tahun 1968 sampai tahun 1994 tidak ada perbedaan yang bermakna. Ini memudahka n pengelola/pelaksana/guru menyusun pembelajaran terprogram. Dalam kegiatan Penyusunan pembelajaran Terprogram dilaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1.  Analisis Kurikulum/GBPP Yang dimaksud dengan analisis kurikulum adalah suatu kajian tentang penyetaraan antara tuntutan kurikulum/GBPP dengan kemampuan tumbuh kembangnya peserta didik yang seimbang dan optimal.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis kurikulum:
a.  Menetapkan materi esensial
b.  Menetapkan sequence materi pembelajaran sesuai perkembangan anak:
c.  Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dari tiap materi dan pokok bahasan serta contoh penilaiannya
d.  Memilih materi/pokok bahasan yang perlu diperkaya

Pengayaan harus sesuai dengan ciri-ciri anak berbakat atau anak yang berkemampuan intelektual di atas rata-rata.
2.  Menyusun Modul/Program pembelajaran Modul/program pembelajaran ini dibuat oleh setiap pokok bahasan/tema Setiap pokok bahasan/tema berisi:
a.  Petunjuk belajar untuk siswa, dan di situ tertera waktu belajar, tujuan instruksional khusus.
b.  Proses belajar
c.  Latihan/tugas-tugas
d.  Penilaian diri
e.  pengayaan
3. Menyiapkan Prasarana/Sarana Yang dimaksud adalah sekolah menyiapkan ruangan (aula perpustakaan, panggung, taman, dan lain-ain) yang memungkinkan anak mengembangkan kreativitasnya









BAB IV
KESIMPULAN

Aktivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah  perlu mempertimbangkan teori pembelajaran akselerasi yang dapat membuat proses belajar tidak lagi merupakan suatu yang menakutkan.
Faktor lain yang menjadi syarat untuk mewujudkan perilaku yang kreatif adalah perasaan bebas. Orang yang berfikir bebas pada umumnya akan mampu menemukan kemungkinan – kemungkinan yang dapat digunakan sebagai alternatif -alternatif untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan suatu masalah.






           

           

             
DAFTAR PUSTAKA

SMP Negeri 5 Bandung
Paul Suparno, Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pengamat pendidikan

Reni Akbar – Hawadi (Editor): Akselerasi, PT. Gramedi Widia Sarana Indonesia. 2004


Tidak ada komentar:

Posting Komentar