Sabtu, 24 September 2011

ANATOMI OTAK (RANGKUMAN)

PENGGOLONGAN PLASTISITAS OTAK

• Plastisitas dari struktur Anatomi
– Regenerasi (regeneration)
– Penyebaran kolateral (collateral sprouting)
• Penyesuaian fisiologis
– Diaschisis
– Peningkatan sensitivitas hubungan saraf (Denervation supersensitivity)
– Pengefektifan sinapsis laten (Silent synapsis recruitment)
• Cross modal plasticity meliputi:
– Aktivasi bilateral dari sistem motorik
– Penggunaan jalur ipsilateral
– Perekrutan area motorik tambahan



Hipotalamus (bahasa Inggris: hypothalamus) adalam bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu. Salah satu di antara fungsi hipotalamus yang paling penting karena terhubung dengan sistem syaraf dan kelenjar hipofisis yang merupakan salah satu homeostasis sistem endokrin, adalah fungsi neuroendokrin yang berpengaruh terhadap sistem syaraf otonomi sehingga dapat memelihara homeostasis tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh dan perilaku konsumsi[1] dan emosi.
Hipotalamus berfungsi sebagai monitoring dan mengontrol berbagai aktivitas dari tubuh yang sangat banyak.
Hipotalamus mengirim suatu signal ke kelenjar adrenal yaitu epinephrine dan neropinephrine. Sekresi yang lain berupa:
Sumsum tulang belakang adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama sumsum tulang belakang adalah transmisi pemasukan rangsangan antara periferi dan otak.
Proses aktivitas Lower Motor Neuron dikendalikan melalui 3 sumber input yaitu ganglia dorsalis, interneuron pada medullaspinalis dan proyeksi dari level yang lebih tinggi seperti pada batang otak dan korteks serebri.
Stretch Reflex (Refleks Regang)
Refleks merupakan respon yang berlangsung secara singkat dan relatif otomatis terhadap stimulus. Refleks spinalis menjadi dasar terbentuknya gerakan dimana input sensoris diperoleh dari serabut dorsalis dan lower motor neuron memberikan jalur output yang bersifat motorik.
Refleks regang pada prinsipnya bekerja untuk memberikan tahanan pada proses otot memanjang sehingga otot memungkinkan melakukan penyesuaian terhadap perubahan beban pada kerja otot tersebut. Aktivitas refleks ini bekerja secara efisien karena tidak harus melalui mekanisme koordinasi pada korteks.
Golgi Tendon Reflex
Refleks ini meliputi serabut afferen Ib, Inhibitory interneuron Ib, dan Alpha Motor Neuron.  Serabut Ib membawa informasi sensoris dari Golgi Tendon Organs (GTOs) dimana GTOs ini sangat sensitif terhadap perubahan tonus otot sehingga informasi tentang kondisi kontraksi otot dapat diperoleh dengan tepat.
Peningkatan aktivitas serabut Ib akan meningkatkan aktivitas inhibisi pada otot yang sama (homonymous muscle) proses ini disebut dengan autogenic inhibition. Golgi tendon reflex bersifat polysynaptic, yang berarti melibatkan lebih dari satu sinaps. Hal tersebut mengakibatkan refleks ini lebih lambat dibandingkan dengan refleks regang. Akan tetapi aktivitas Golgi tendon reflex dapat menggantikan refleks regang.
Sebagai contoh pada ketukan tendon patella dengan palu refleks akan menghasilkan reaksi Golgi tendon refleks pada otot Quadriceps yang di inhibisi oleh refleks regang pada otot hamstring.

Flexion/Withdrawal Reflex
Refleks ini merupakan refleks pertahanan diri terhadap beberapa jenis stimulus seperti temperatur, nyeri, dll. Sebagai contoh pada saat kaki menginjak duri, maka informasi sensoris akan dihantarkan melalui serabut delta dan C yang mengeksitasi inhibitory interneuron dan menghasilkan respon fleksi pada tungkai tersebut.
Sebagai pada otot hamstring. Selain itu eksitasi inhibitory interneuron memberikan aktivasi pada otot Quadriceps  (reciprocal inhibition) sebagai inhibisi kontraksi otot hamstring tersebut. Flexition/withdrawal reflex ini sering disertai terjadinya refleks pada ekstremitas berlawanan berupa gerakan ekstensi. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan dimana eksitasi dari interneuron juga menghasilkan respon positif pada alpha motor neuron kontralateral berupa kontraksi otot Quadriceps di tungkai yang berlawanan.

  1. Sistem syaraf terdiri atas Neuron dan Neuroglea:
    • Sel saraf (Neuron), berfungsi menghantar impuls menuju saraf pusat atau sebaliknya.
    • Neuron pada umumnya tidak bermitosis dan mempunyai karakteristik yaitu :
    • Excitability yaitu kemampuan menerima impuls
    • Conductivity yaitu kemampuan mentransmisi impuls ke bagian-bagian sel.
    • Kemampuan mempengaruhi neuron, sel otot dan sel-sel kelenjar.
  2. Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)
    • Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar)
    • Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu:
    • Ventral (mengarah ke perut)
    • Dorsal (mengarah ke punggung)
    • Ventral mengandung badan neoron motorik dan neuritnya kearah efektor
    • Dorsal mengandung badan neoron sensorik

  1. REFLEKS
    • Refleks merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jawaban (respon) terhadap rangsang reseptor

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
  1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
  2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
  3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat

1. Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
  • Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

  • Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
  • Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
  • Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
  • Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar